Silhouette Studio Crack

Kapan Sebaiknya Anak Mulai Periksa Mata?

Saat ini banyak sekolah mulai dari TK sampai SMA bahkan beberapa perguruan tinggi dan perusahaan yang sudah menjalankan sistem tatap muka. Kembali ke area sekolah dan tidak belajar di rumah lagi, tentu harus memulai kebiasaan baru lagi. Yang dulunya terbiasa duduk di depan laptop dalam jarak yang dekat berarti harus duduk di ruangan kelas dengan suasana yang berbeda.

Beberapa orang tua saat datang ke tempat praktek mengeluhkan mata anak menjadi kabur saat di sekolah, terutama saat tempat duduknya dilakukan pergantian dan posisi papan tulis  jauh dari tempat duduk anak. Sebenarnya permasalahan refraksi bisa multifaktorial, paling utama adalah faktor genetika, kemudian gaya hidup. Saat anjuran pemerintah untuk belajar di rumah, anak akan terbiasa belajar dari jarak pendek/dekat, sehingga daya akomodasi dan retina mata sudah beradaptasi pada jarak pendek. Begitu dihadapkan pada suasana kelas, antara bangku dan papan tulis sekitar 4-5 meter, pasti akomodasi mata serta retina anak akan mengalami penyesuaian.

Pada anak yang matanya emetrop ( normal) pasti dengan mudah mengalami penyesuaian, sehingga tidak ada keluhan mata kabur. Sedangkan pada anak yang diduga mengalami gangguan refraksi, maupun memiliki keturunan secara genetika myopia ( rabun jauh),  beberapa  dilaporkan mengalami keluhan saat melihat jarak jauh. Solusi yang paling tepat adalah ajak anak untuk memeriksakan visus ke dokter mata terdekat. Biasanya pemeriksaan akan dilakukan dengan membaca snellen chart dari jarak 4-5 meter, normalnya bisa membaca pada ukuran huruf/angka 20/20 ( mata normal). Sedangkan apabila tidak bisa membaca sampai 20/20 pada snellen chart, maka harus dipertimbangkan pemakaian kacamata.

Deteksi dini kelainan refraksi pada anak serta pemakaian kacamata sesegera mungkin dapat mengkoreksi visus lebih baik, menghindarkan dari resiko mata malas (amblyopia) dan dapat meningkatkan kualitas hidup.

penulis : dr. Ditha Paramasitha, Sp.M

X